Wisata Perkebunan Teh Taraju Bojonggambir Butuh Banyak Penataan
Lahan perkebunan teh hijau yang seluas 8.072 hektare di Kecamatan Taraju dan Bojonggambir merupakan salah satu daya tarik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan luas seluruhnya mencapai 7.700 hektare, tempat ini menawarkan pemandangan yang indah dan memikat bagi para pengunjung.
Pada tahun 2024, lokasi ini meraih gelar juara pertama di kategori Digital dan Kreatif dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Dedi Mulyadi, kepala desa di Mangkonjaya, Bojongambir menegaskan potensi perkebunan teh di Taraju dan Bojonggambir harus ditingkatkan sebagai kawasan wisata unggulan. Pada tahun 2024, daerah ini telah meraih gelar juara pertama dalam kategori Digital dan Kreatif di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Ini menjadi alasan utama mengapa kami harus meningkatkan pengembangan pariwisata di sini.
Meskipun kami telah dinyatakan sebagai juara pertama ADWI, kami merasa bahwa pemerintah daerah tidak melakukan tindakan lanjut yang memadai. Kondisi infrastruktur jalan yang masih rusak merupakan bukti nyata dari hal ini.
Menurutnya, kawasan perkebunan teh Bojonggambir dan Taraju masih membutuhkan penataan yang lebih baik. Untuk itu, dibutuhkan investor yang tertarik untuk berinvestasi di sana.
Kawasan perkebunan ini menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan luasnya lahan yang tersedia, wisata agro dapat dikembangkan untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung.
Menurut Dedi, pemerintah desa sedang berusaha untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi tempat wisata yang menarik guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan petani setempat.
Wakil Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin menyadari betapa pentingnya kebun teh di Kecamatan Taraju dan Bojonggambir bagi kesejahteraan penduduk. Namun, pengembangan produksi teh tidak dapat dikembangkan tanpa infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, ini menjadi prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.
Kawasan perkebunan teh merupakan salah satu sumber potensial pendapatan asli daerah yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, kami berharap kawasan ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Namun, saat ini masih perlu dilakukan penataan yang lebih baik agar pengunjung tidak hanya singgah sebentar tetapi juga tertarik untuk menginap dan menikmati pemandangan alam yang indah di sana.