Gotong Royong Warga Perbaiki Jalanan Rusak di Pelosok, Dimana Peran Pemerintah?
Warga Dusun Linggamanik di Desa Bojongkapol, Kabupaten Tasikmalaya, bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan jalan. Keputusan ini dibuat setelah pemerintah tidak kunjung memperbaiki jalan yang rusak di kampung mereka. Semangat gotong royong adalah hasil dari rasa tanggung jawab dan kepedulian mereka terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Situasi di wilayah selatan Tasikmalaya telah memburuk karena kerusakan yang terjadi. Warga setempat melaporkan bahwa banyak pengendara sepeda motor yang jatuh akibat adanya kerusakan pada fasilitas infrastruktur publik.
Alih-alih bergantung pada bantuan pemerintah, masyarakat memutuskan untuk mengambil inisiatif dan memperbaiki jalan-jalan secara mandiri. Proses perbaikan melibatkan penggunaan campuran semen atau cor untuk menutup kerusakan di permukaan jalan.
Menurut Asid, salah satu tokoh masyarakat, protes selalu diabaikan. Namun, dia berharap mereka dapat memperbaikinya dengan sumber daya yang ada dan Yakinlah bahwa mereka akan berhasil. Peristiwa ini terjadi pada 2 Oktober 2024.
Beberapa warga mampu berkontribusi dalam membeli semen, sementara yang lain, termasuk ibu-ibu yang juga bekerja, membantu mengumpulkan material pasir dan bebatuan.
Banyak warga yang turun ke sungai setiap hari untuk mengambil pasir. Meskipun jaraknya cukup jauh dan melewati tebing terjal sepanjang 1,5 kilometer, mereka tetap gigih melakukannya.
Menurut Asid, jarak yang lumayan jauh antara sungai dan jalan membuat para ibu harus bekerja keras mengangkut pasir dan batu secara bergantian.
Sebagai penjelasan, gotong royong sudah dilakukan sejak awal pekan lalu untuk memperbaiki jalan. Proses ini dilakukan secara bertahap, dengan memanfaatkan musim kemarau agar tidak membahayakan pengendara jika terjadi hujan di kemudian hari. Asid menambahkan bahwa pekerjaan ini sedang berlangsung dan akan segera selesai.
Menurutnya, jalan di wilayah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut sudah lama tidak diperbaiki. Oleh karena itu, ia menambahkan jalan tersebut ke dalam daftar proyek perbaikan untuk tahun ini.
Asid mencatat bahwa jalan ini sudah rusak dan dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun. Menurutnya, sudah lupa kapan terakhir kali jalan ini dipasangi aspal.
Menurut Zainal, banyak warga yang mengalami kecelakaan karena kerusakan jalan yang menyebabkan sepeda motor terpeleset. Dia berharap penanganan jalan ini segera dilakukan karena sudah berkali-kali terjadi insiden. Apalagi saat hujan, jalan menjadi licin dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Proses perbaikan ini adalah hasil dari kerja keras yang dilakukan secara mandiri, yang memakan waktu berhari-hari. Semua proses dilakukan secara manual, termasuk pemadatan tanah yang seharusnya menggunakan stoomwals.
Menurut Zainal, proses pengumpulan pasir dan batu adalah tugas yang membutuhkan banyak kerja keras dari warga. Mereka bekerja sama untuk mengangkut material dari sungai untuk proyek tersebut.
Meskipun begitu, Zainal dan warga lainnya tidak menyerah dan memilih untuk memperbaiki jalan secara bertahap. Mereka menganggap ini sebagai sebuah kebanggaan karena mereka melakukan perbaikan tersebut secara swadaya. “Yang penting jalan sudah diperbaiki, walau perlahan-lahan,” ujar Zainal.